KEGIATAN FKPT PROVINSI BALI BIDANG PEREMPUAN DAN ANAK

“Ini fakta di lapangan. Daerah yang sangat menghargai tradisi dan budaya lokal, potensi radikalismenya sangat kecil,” ~Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal (Pol) R. Ahmad Nurwachid~

Badung, 10 September 2020. Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal (Pol) R. Ahmad Nurwachid, kembali menegaskan kearifan lokal sebagai elemen penting dalam mencegah radikalisme. Ia mengajak perempuan di Bali untuk memperkuat kearifan lokal sebagai bagian keterlibatan dalam pencegahan terorisme.

“Ini fakta di lapangan. Daerah yang sangat menghargai tradisi dan budaya lokal, potensi radikalismenya sangat kecil,” kata Nurwachid saat menjadi pemateri di kegiatan dialog Pelibatan Perempuan dalam Pencegahan  Terorisme yang diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bali di Kabupaten Badung, Kamis (10/9/2020).

Nurwachid menambahkan, kondisi penyebarluasan radikalisme di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Dia merujuk pada hasil riset Alvara Research yang menyebutkan paparan radikalisme di masyarakat sudah mencapai 15%.  Dibutuhkan peran serta masyarakat untuk bisa mengatasi kondisi tersebut. “Keterlibatan mencegah radikalisme dan terorisme tidak dibatasi hanya pada kaum lelaki, akan tetapi perempuan dan ibu-ibu juga bisa,” tambahnya.
Kaum perempuan, masih kata Nurwachid, bahkan memiliki nilai lebih untuk bisa membantu pencegahan radikalisme dan terorisme, yaitu kedekatannya dengan seluruh anggota keluarga.
“Sehingga perempuan dan ibu-ibu bisa mulai melakukan pencegahan radikalisme dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga,” ungkap Nurwachid.

Mantan Kabag Ban Ops Densus 88 Antiteror  Mabes Polri tersebut juga meminta masyarakat Bali tidak terjebak pada anggapan radikalisme dan terorisme hanya ada di salah satu agama saja. Ditegaskannya, radikalisme dan terorisme bisa menyasar seluruh orang tanpa memandang latar belakang strata sosial, suku, agama, dan ras.

Kegiatan yang mengundang Unsur Pemerintah (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Perkumpulan Perempuan TNI/POLRI, Lurah/Kades Perempuan, dll) Perempuan Lintas Agama (Muslimat NU, Aisiyah, Perempuan MUI, WKRI, MATAKIN, PHDI, dll) serta Organisasi Masyarakat Perempuan (BKOW, Ketua Majelis Taklim, Tenaga Ahli, Organisasi Pemudi, Pihak Swasta, dll). bertujuan Memberikan gambaran secara jelas kepada masyarakat khususnya perempuan mengenai terorisme di Indonesia, meliputi ancaman, kerawanan, hingga pertumbuhannya, sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam upaya pencegahan terorisme, Meningkatkan sinergi antara FKPT dan BNPT sebagai bagian terdepan di masyarakat dalam upaya pencegahan terorisme dengan tokoh perempuan, organisasi masyarakat perempuan, dan perkumpulan perempuan di lingkungan TNI/POLRI, Mendorong masyarakat khususnya para perempuan untuk lebih bijaksana dalam memahami kondisi terkini dan fakta di lingkungan sekitar, sehingga dapat mengaplikasikan pemahamannya kepada keluarga dan lingkungan terdekat sebagai daya cegah dan tangkal terhadap penyebarluasan paham radikalisme dan terorisme.